6.28.2011

confession


okay, I admit it,
I do like you
well no I don't love you, I just like you,
I do,
because love is such a sincere word and can't be used easily

I do like you for a long time now
I remember eating together with you in the canteen
I remember sharing stories with you, emotionally
I remember you did text me and asked me to come earlier to listen to your stories,
your anger, your grieve, your disappointment

I remember things you said to me
I remember all your messages to me
I remember how you played with my hair
I remember how you pinched my cheek
I remember how you always ask me how do you look like
I remember how you kneeled in front of me, joked about the ring.
I remember how you almost hugged me that night

I remember you gave the beautiful bracelet,
I remember that night when we had the reunion
and you were with me all the time

I remember how happy you were when I gave that blue bracelet
I remember and I laughed when you lost that bracelet and felt really guilty about it
I remember how excited you were when you finally found that bracelet
I remember how you always came to my class,
doing nothing, just came, said hi, and sit next to me
and I remember when I turned my back,
and you called my name that way
and now was I the only one you invited?
why me?

I do remember all you've done to me
though I don't know whether you are just playing jokes at me,
or maybe no.

or maybe I am thinking too much about you?
a bit over-thinking about the possibilities?

well maybe,
but I've always known from the first,
I'm not that kind of girl you like
I know you must be joking all this time
we are never meant to be
although when I try to forget you and keep moving on
you always come and do something small,
that brings blushes on me

answer me,
don't make me drowning in my own mind,
thinking about you and those damn possibilities.





- 280611 -



I don't think I'm gonna go to LA anymore
I don't think I'm gonna go to LA anymore
I don't know what its like to land and not race through your door
I don't think I'm gonna go to LA anymore

I don't think I'm gonna go to LA anymore
I'm not sure that I really ever could
Hold on to your hotel key in your bedroom neighborhood
Me sleep-walkin in Hollywood

I'm gonna steer clear
I'd burn up in your atmosphere
I'm gonna steer clear
Cause I'd die if I saw you
I'd die if i didn't see you there
So i don't think I'm gonna go to LA anymore

I don't think I'm gonna go to LA anymore
I'd get lost on the boulevard
Without your voice to tell me I love you take a right
the ten and the two is the loneliest sight

I'm gonna steer clear
I'd burn up in your atmosphere
I'm gonna steer clear
Cause I'd die if I saw you
I'd die if I didn't see you

I'm gonna steer clear, oh yeah
I'd burn up in your atmosphere
I'm gonna steer clear
Cause I'd die if i saw you
I'd die if I didn't see you there
See you there

Think I'm gonna stay, gonna stay in the gray
Think I'm gonna stay (gonna stay)
And the street lights say nevermind, nevermind
And the canyon lines say nevermind
The sunset says we see this all the time, nevermind
Never you mind

Wherever I go, Whatever I do
I wonder where I am in my relationship to you
Wherever you go, Wherever you are
I watch your life play out in pictures from afar

Wherever I go, Whatever I do
I wonder where I am in my relationship to you
Wherever you go, Wherever you are
I watch that pretty life play out in pictures from afar


(John Mayer - In Your Atmosphere)

6.21.2011

hurt

sakit dibohongi orang yang aku hormati dan aku percayai.

6.15.2011

Life Goes On - Kokia

Life goes on
Even if time passes by sadly, even if your heart seems to break
Life goes on
That's why I have to live strongly even if you're not here beside me
Even if I don't wish for tomorrow to come

Life goes on, that's why I have to live today
Even if I cry my heart out, something starts to change slowly
Life goes on

Just like a wind
These eyes can't see the beginning or the end, can you see it ?
Just like a wind
These hands can't grasp the beginning or the end

Life goes on, I'm still here
Life goes on, and my life won't wait for me

Life goes on
Even if time passes by sadly, even if your heart seems to break
Even if you're not here beside me
Even if I don't wish for tomorrow to come
Life goes on...

6.08.2011

Angklungku Sayang

aku sayaaaang banget sama keluarga Angklungku di SMAN 15 Surabaya,
dan aku nggak tahu harus mulai cerita dari mana .

let's start from the beginning.





8 Mei 2010

dimulai dari nol besar, kami memulai ekskul ini. berusaha mengumpulkan anggota sebanyak-banyaknya, yang mungkin tertarik untuk bergabung dan memainkan alat musik yang bisa dibilang, tidak terlalu banyak di daerah kami Surabaya.
mengumpulkan anak, yah bisa dibilang cukup memuaskan. awalnya ada lebih dari 25 orang bergabung,
namun memulai dari nol tentu tak semudah membalikkan telapak tangan.
kami kehilangan banyak anggota sepanjang perjalanan kami mengembangkan ekskul ini.
banyak yang keluar karena latihan angklung mungkin dianggap menyita waktu mereka, atau mereka sudah tidak tertarik lagi.

perjuangan baru dimulai.


wisuda SMAN 15 Surabaya - Juni 2010


Mei 2011

setahun sudah kami berjuang mengembangkan ekskul yang masih seumur jagung ini.
dengan kelulusan kakak-kakak kelas XII dan kakak kelas kami kelas XI yang naik ke kelas XII, kami kehilangan cukup banyak anggota.
kakak-kakak kelas kami yang kami andalkan sibuk dengan dunia mereka, mempersiapkan masa depan mereka, dan dengan terpaksa harus meninggalkan ekskul ini.

lalu masuklah adik-adikku tersayang (haha)
awalnya jujur saya sedikit pesimis, tidak yakin apakah saya dan teman-teman saya bisa melanjutkan ekskul ini, tanpa bantuan dari kakak kelas.
apalagi dari pengalaman tahun sebelumnya, hal tersulit adalah menjaga agar anggota tetap mau datang, dan tidak seenaknya keluar masuk ekskul.

dan ya, roda berputar,
ada waktu dimana saya merasa gagal total dalam melaksanakan tugas saya sebagai penerus dan pengurus ekskul tercinta ini.

walaupun begitu, tahun ini menjadi tahun yang bisa dibilang, cukup membuat ekskul kita menjadi semakin eksis diantara ekskul lain yang sudah membahana namanya.
kami diminta tampil di beberapa acara, dan cukup sukses.
membawakan lagu-lagu daerah, lagu pop indonesia, pop asing, sampai pop korea!

jujur, impian kami ingin membawa suara indahnya angklung ke luar negeri seperti jatuh sampai ke dasarnya,
setelah kami tahu bahwa di sana ternyata angklung berkembang sangat pesat.
bahkan lebih pesat dari disini. (link sekolah luar dengan angklung)
belum lagi melihat tampilan dari sekolah-sekolah di daerah asal alat musik ini, Bandung,
langsung membuat kami kecil hati. (link foto sekolah bandung setelah tampil di Esplanade, Singapura)


umur kami baru setahun.
masih jauh dan panjang jalan kami untuk menjadi lebih baik,
kedepannya, semoga.

:)

aku sayang kalian,
Angklungis 15 Surabaya :* (anabel)

menyambut tamu korea - Februari 2011


Libels Cup - April 2011


wisuda SMAN 15 Surabaya - Mei 2011


(dara.antares)

6.07.2011

berasa aneh

blog ku berasa isinya dari tumblr tok -____-
semoga bisa nulis yang lebih bermakna deh hahahaha




*apasehaha .__.v

6.06.2011

single in the jungle

time changes

:')

6.04.2011

Little stars on earth

"Ada batu-batu berharga di sekitar kita,
yang akan mengubah jalur dunia
karena mereka dapat melihat dunia dengan cara berbeda.
Pikiran mereka unik, dan tidak setiap orang mengerti mereka.
Mereka membalikkan.

Kemudian mereka muncul sebagai pemenang,
dan dunia terkejut."



- Taare Zameen Par

Taare Zameen Par





* Taare Zameen Par - Little stars on earth *

I dropped a tear when I saw this with my classmates awesomee ~

recommended for people with hearts for humanity and childhood :')



hahaha

renungan

"Indonesia masih ada, tapi rohnya berbeda.
Rohnya sudah bukan seperti roh Indonesia yang saya kenal dulu."



- Kris Biantoro

6.01.2011

betapa Indonesianya dia :)

Anggun: "Aku Ingin Duet Dengan Tantri Kotak"

Diposting Oleh Ikram Putra, Senin, 30 Mei 2011 17.00 WIB

Foto oleh Jefri Aries/ Portal Tiga untuk Yahoo! OMG

Ariel itu pencipta lagu yang oke, loh. Sayang sekali di Indonesia kita suka salah kaprah mengenai masalah pribadi.
Ia memang lahir dan besar di Indonesia, tapi suara emas Anggun bukan lagi milik Indonesia semata. Penyanyi kelahiran Jakarta, 29 April 1974 ini sudah bertahun-tahun hijrah ke Eropa dan mengembangkan karirnya di sana. Dan ia berhasil. Sebagai satu-satunya musisi Indonesia yang albumnya terjual lebih dari 3 juta kopi di Eropa, wajar jika Anggun kini sudah dipandang sebagai penyanyi internasional.

Namun bukan berarti ia melupakan asal usul dan tanah airnya. Di akhir kunjungan Anggun di Indonesia, ia sempat berbincang singkat dengan Yahoo! Indonesia. Bukan hanya tentang album terbarunya, ia juga sempat menyinggung kekagumannya terhadap Tantri Kotak, Ariel Peterpan, bahkan Briptu Norman.

Album Echoes disebut-sebut sebagai album paling personal. Mengapa?

Setiap album sebenarnya personal, tetapi Echoes paling personal karena aku memproduksi album ini sendiri. Jadi sudah nggak punya bos — sudah nggak punya juragan *tertawa*

Sebelumnya ketika masih bekerja dengan label lain, segala sesuatu ada negosiasinya. Walaupun aku dipercaya oleh label untuk menyusun materi album, tetap mereka sesekali akan bertanya “Kenapa lagu ini?” Jadi aku harus bekerja mati-matian dan berkata, “No no no, [lagu] ini jangan dibuang, ini harus tetap ada.”

Tapi dalam album Echoes ini, aku lebih punya kebebasan dalam berkarya, dalam memutuskan ini-itu.
Foto oleh Jefri Aries/ Portal Tiga untuk Yahoo! OMG


Bagaimana dengan lagu “Eternal” — yang katanya bercerita tentang kehilangan?
Aku berbicara sama anakku hanya dalam bahasa Indonesia.


Lagu itu bercerita tentang bapakku yang sudah meninggal. Sayang sekali aku menerima kabar dia meninggal saat sedang di Paris dan tidak bisa datang ke Indonesia cepat. Aku tiba satu hari setelah dia dikubur.

Setiap kejadian dalam hidupku memberi aku materi untuk berpikir. Dan buat aku, kematian membuatku berpikir apa sih sebenarnya manusia itu? Manusia itu kan daging. Tetapi sebenarnya yang membikin kita manusia itu adalah spiritnya. Beberapa buku yang aku baca juga mengonfirmasi teori ini — bahwa spirit itu tetap ada.

Jadi “Eternal” ingin bercerita bahwa semua yang meninggalkan kita, sebenarnya nggak meninggalkan kita. Dan kita tidak boleh terlalu menangisi seseorang yang telah pergi karena mereka sebenarnya lebih plong.

Kematian itu bukan kontradiksi hidup. Tetapi kontradiksi kelahiran.

Filosofis sekali.

Aku memang suka membaca buku-buku filsafat karena menurutku sangat membantu. Aku pikir zaman dahulu — zaman Socrates dan Plato misalnya — banyak sekali orang-orang hebat yang tidak terkena polusi hidup. Dan orang-orang seperti itu jarang sekali ada di dunia. Mereka meninggalkan jejak yang harus kita baca untuk kita pelajari. Kalau bisa belajar satu hal saja, itu sudah lumayan.

Bacaan filsafat itu apakah membantu dalam proses penciptaan lagu?

Membantu sekali. Bahkan judul album “Echoes” ini berasal dari mitologi Yunani. Tapi aku nggak hanya baca filsafat, tapi juga koran, majalah, dan buku-buku.

Mana yang lebih sulit, menulis lagu dalam bahasa Perancis, Inggris, atau Indonesia?

Aku nggak menulis dalam bahasa Perancis. Nggak bisa, dan mungkin nggak mau. Selama ini aku kebanyakan menulis dalam bahasa Inggris lalu diterjemahkan ke bahasa Perancis.

Menulis itu susah. Menulis itu merangkum kembali apa yang baru kita lihat, baru kita pahami. Mengeluarkannya itu susah. Menemukan kata-kata yang tepat kan susah. Bukan sesuatu yang gampang. Bapakku pernah bilang, kamu baru bisa menulis satu lagu setelah kamu membaca berapa ribu kalimat. Makanya aku respek sama penulis. Suamiku seorang penulis. Hahaha.

Apakah Anggun mengikuti perkembangan musik di Indonesia?

Mengikuti tapi dari jauh. Banyak sekali artis pendatang baru.

Dua malam yang lalu aku lihat Vierra — dia itu musikalitasnya oke loh. Menulis lagunya oke. Dia pop ringan. Tapi kalau ringan itu kan bukan berarti nggak bagus. Terus, aku ngefans sama Kotak. Aku kagum sama Tantri. Aku pengin duet sama dia.

Sebenarnya Ariel itu pencipta lagu yang oke, loh. Sayang sekali di Indonesia kita suka salah kaprah mengenai masalah pribadi. Aku juga merasa aneh, kok dia malah dihukum. Padahal filmnya itu menghibur banyak orang *tertawa*

Buat aku, banyak sekali grup atau artis Indonesia yang potensinya sebanding dengan mereka yang dari luar negeri. Baik dari segi ide, maupun vokal. Tetapi masalahnya, kalau mau sukses di luar negeri, harus pindah ke sana. Contohnya Gigi. Beneran.

Kenapa untuk “go international”, seorang artis harus pindah keluar negeri dulu?

Sistem di luar negeri lebih bagus. Industri musik di Amerika itu benar-benar serius, jangkauannya ke mana-mana. Sama seperti industri di Inggris, Jerman, dan Perancis. Hak cipta diperhatikan.

Sementara di Indonesia? Ya ampun, bajakannya saja sudah bukan main. Padahal pembajakan, termasuk illegal downloading, membuat industri musik di dunia yang tadinya anggarannya gila-gilaan sekarang sudah tidak. Bisa bertahan saja sudah oke.

Banyak sekali artis yang kontraknya dikembalikan. Misalnya Phil Collins, sekarang dia sudah tidak punya kontrak lagi. Annie Lenox dipecat dari labelnya. Madonna setiap mengeluarkan album, dia harus mati-matian supaya lagunya diprogram di radio-radio.

Selain itu, kalau mau berjuang di sebuah negara, ya harus menetap di situ. Kita kan tidak sekadar mengirim lagu. Makanya aku memulai dari bawah, karena buat aku itu penting. Dari segi bisnisnya, banyak sekali lika-liku yang harus kita pahami.

Waktu albumku pertama kali keluar di Amerika, ada yang bilang, “Kamu sepertinya punya kans untuk bisa besar di Amerika. Tapi kamu harus tinggal di sini.” Tetapi aku enggan, soalnya itu berarti aku harus bekerja dengan produser Amerika. Aku harus punya selera humor yang Amerika banget. Harus beradaptasi lagi.

Anggun dan banyak artis memulai karier dari bawah. Padahal lewat YouTube, seorang anggota Brimob bisa langsung terkenal dalam dua hari.

Hahaha, itu kan fenomena kultur pop. Sutradara Andy Warhol dulu pernah bilang, “In the future, everyone will be world-famous for 15 minutes.” Dia sangat visioner.

Sekarang ini kalau kita lihat, semua orang pengin terkenal. Tapi itu hanya sementara. Kesannya hanya instan seperti kentang goreng McDonalds yang harus dimakan di tempat — karena begitu sampai rumah, sudah tidak enak lagi.

Buat aku, itu bukan sesuatu yang akan abadi. Fenomenanya akan abadi, tapi orangnya akan berganti-ganti.

Yang susah itu adalah menjadi seseorang yang tak tergantikan. Itu yang lebih bertahan lama, dan itu yang butuh perjuangan.

Meski lama tinggal di luar negeri, Anggun masih lancar berbahasa Indonesia.

Iya. Aku berbicara sama anakku hanya dalam bahasa Indonesia. Dia pintar bahasa Indonesia. Buatku itu salah satu kebanggan. Sisi nasionalisme buat seseorang itu bukan dari atribut yang kelihatan, apakah itu memakai batik atau lambang paspor. Buatku itu dimulai dari bahasa. Anak Indonesia harus bisa bahasa Indonesia, dong.





:)